Loading...

Bulutangkis Piala Sudirman 2011 Di Qingdao




Sebagai pecinta olahraga,sudah cukup lama saya tidak merasakan euforia kejayaan atlet Indonesia di pentas dunia. Memang masih ada 2 petinju kita yang berjaya di level dunia,namun euforia kejayaan masih kurang terasa.



Indonesia bukannya tak pernah berjaya di bidang olahraga. Masih teringat di era 90an betapa rasa bangga menjadi bangsa Indonesia begitu kental didadad saya saat melihat kejayaan atlet bulutangkis Indonesia di kompetisi dunia. Berbagai gelar,baik perseorangan maupun beregu diraih pebulutangkis Indonesia saat itu. Pada era 90an itu saya begitu mengidolakan pebulutangkis seperti Susi Susanti,Ricky Soebagja/Rexy Mainaky,Taufik Hidayat,Ardy Bernadus Wiranata,Alan Budi Kusuma,Hermawan Soetanto,Mia Audina,Chandra Wijaya/Sigit Budiarto,Tony Gunawan,Minarti Timur/Tri Koes Harijanto,dll.
Kini gaung kejayaan pebulutangkis Indonesia sudah pudar. Berita-berita kegagalan menghiasi perjuangan atlet bulutangkis Indonesia. Namun ditengah keterpurukan,selalu ada harapan tersisa bukan ?




Bulan Mei 2011 ini,tim beregu campuran Indonesia akan bertarung merebut Piala Sudirman. Piala Sudirman edisi ke 12 ini akan digelar tanggal 22-29 Mei di Qingdao,China. Indonesia akan memulai perjuangan di Grup B bersama dengan Malaysia dan Russia. Cukup berat memang tim Indonesia untuk meraih gelar kali ini. Kekuatan tim  tuan rumah China sangat kuat diberbagai sektor. Belum lagi dengan kekuatan tim Malaysia yang diperkuat pebulutangkis tunggal putra peringkat pertama dunia Lee Chong Wei. Kekuatan tim bulutangkis Indonesia di Piala Sudirman kali ini juga tidak sekuat era 90an. Setelah ditinggalkan pebulutangkis Taufik Hidayat yang mengundurkan diri dari skuad,kita masih lemah disektor Tunggal Putra-Putri,dan Ganda Putri.




Namun tak ada yang mustahil bila tim bulutangkis Indonesia mau berjuang keras merebut juara. Mereka harus termotivasi melihat perjuangan petinju M.Rahman, yang walaupun sudah 39 tahun masih bisa merebut gelar juara dunia di luar negeri,walaupun tanpa dukungan memadai dari pemerintah dan juga tanpa support liputan dari media mainstream. Tim bulutangkis Indonesia juga harus termotivasi untuk mati-matian menjunjung nama Indonesia,mereka harus belajar dari tim bulutangkis Islandia yang walaupun sudah ditolak pemerintahnya berangkat ke Qiangdao,tetap bersikukuh pergi bertanding di Piala Sudirman dengan cara mengumpulkan dana keberangkatan dengan cara menjual ikan.

Leave a Reply

Other News:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...