Loading...

Penyebab Kerusuhan Ambon 2011



Kepala Bareskrim Polri, Komjen (Pol) Sutarman mengatakan kerusuhan di Ambon dipicu tewasnya seorang tukang ojek dalam kecelakaan tunggal, namun sempat dipukuli oleh sekelompok orang. Nyawanya tidak tertolong saat dilarikan ke rumah sakit.

"Ada seorang tukang ojek yang sebenarnya kecelakaan tunggal tapi malah dipukuli kelompok tertentu, sehingga terjadi balas dendam setelah upacara pemakaman," ujar Sutarman saat hendak mengikuti rapat perihal rusuh Ambon ini di Mabes Polri, Jakarta, Minggu (11/9/2011) petang.

Berdasarkan informasi yang diterima, lanjur Sutarman, tewasnya si tukang ojek adalah murni karena kecelakaan tunggal. Perbedaan keyakinan antara kelompok si tukang ojek dan kelompok pemukul memicu kerusuhan makin meluas.

"Kecelakaan lalulintas tunggal, out of control. Tapi malah dipukuli oleh warga desa itu, ya mungkin oleh kelompok lain. Orang kecelakaan tunggal, kok digebukin?. Itu yang jadi pemicu," ujarnya.

Sepengetahuan Sutarman, kondisi terakhir di Ambon masih mencekam. Namun, ia belum mendapatkan laporan korban jiwa ataupun luka dalam kerusuhan tersebut.

 Ambon Rusuh 2011 Penyebab Kerusuhan Ambon Massa Saling Lempar Akibat Tukang Ojek Tewas

Ambon rusuh 2011 dan makin meluas di sejumlah kawasan di Maluku. Sejumlah kelompok massa saling lempar batu, memblokir jalan, letusan tembakan juga terdengar. Sementara aparat kepolisian masih berjaga di titik-titik rawan.


Dihubungi lewat telepon, seorang warga Ambon yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa kerusuhan Ambon 2011 terkonsentrasi di tiga titik utama yakni, depan kampus PGSD Universitas Pattimura, Tugu Trikora, dan Waringin.

Akibat kondisi tersebut, pusat-pusat bisnis lumpuh. Sejumlah pertokoan memilih tutup seketika rusuh pecah. Sejumlah warga juga terlihat mengungsi.

Belum jelas penyebab rusuh ini. Namun, dari rumor yang berkembang di tengah masyarakat dan petugas, kerusuhan dipicu kematian seorang tukang ojek asal Gunung Nona, Kecamatan Nusaniwe. Berdasar hasil visum tukang ojek itu meninggal dengan luka tikam.

Warga yang enggan disebut namanya itu mengatakan bahwa kasus kematian tukang ojek di Gunung Nona hanya pemantik dari sejumlah kasus sensitif di Ambon yang telah terakumulasi. "Ini rembetan masalah saja," ujarnya.

Tanggapan Menkopolhukam Ambon Ricuh 2011 Kerusuhan di Ambon Makin Meluas

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Djoko Suyanto, meminta Polri dan TNI segera redam suasana ricuh yang terjadi di Ambon, Maluku. Gubernur Maluku juga diminta untuk mengumpulkan tokoh masyarakat agar kericuhan tidak meluas.

"Saya sudah menginstruksikan kepada Kapolri siang tadi, saya komunikasi dengan Gubernur, Panglima TNI, Kepala BIN untuk segera berkumpul bersama bergera agar isu SARA tidak meluas," kata Djoko ketika dihubungi hari ini.

Djoko meminta agar kelompok yang ricuh tidak melakukan tindakan penyerangan satu sama lain. Sementara terkait kericuhan itu, Djoko mengatakan pengamanan masih bisa dilakukan dari daerah. "Belum perlu tambahan pengamanan dari pusat," tambahnya.

Namun ketika ditanya penyebab kericuhan itu, Djoko mengatakan hal itu masih simpang siur. "Saya laporan pastinya belum tahu, kita tidak usah menebak. Kita berupaya menentramkan dulu, cegah dan isu tidak meluas. Sambil berjalan kita usut penyebabnya," tambah Djoko.

Seperti diketahui kericuhan melanda kota Ambon. Menurut Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu, dalam wawancara dengan tvOne menyebutkan bentrokan ini dipicu tewasnya tukang ojek yang hingga kini penyebabnya masih simpang siur. "Itu akan kami serahkan kepada aparat penegak hukum," tambahnya,

Sementara warga Ambon, Esti Suwarni menuturkan polisi di Ambon mengeluarkan larangan keluar rumah. Untuk sementara, warga berkumpul di jalan-jalan, namun belum melakukan pengungsian besar-besaran. 

Korban tewas di Ambon bertambah, puluhan orang dirawat.

Korban tewas terkena peluru nyasar aparat keamanan yang menghalau bentrokan warga di kota Ambon saat ini berjumlah tiga orang dan puluhan lainnya masih menjalani perawatan medis di sejumlah rumah sakit.

Kabag Umum yang juga membidangi Humas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku, Bakrie Asyatri di Ambon, Minggu malam mengatakan, dua korban tewas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Haulussy Ambon dan satu lainnya di RS Alfatah.

"Sesuai data yang dihimpun pemprov, korban tewas di RS Alfatah terindentifikasi bernama Syahril Ely (22) dan saat ini telah dievakuasi ke kampung halamannya," kata Bakrie.

Kepala RS Alfatah, dr Nona Maricar belum bersedia memberikan keterangan saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, namun Bakrie membenarkan adanya satu korban meninggal di rumah sakit tersebut akibat terkena peluru nyasar di bahagian dagu.

Selain itu, 65 korban luka tembak maupun luka terkena lemparan batu dirawat di RS Alfatah, sedangkan lebih dari 18 korban lainnya menjalani perawatan medis di RSUD dr Haulussy, sepuluh korban luka akibat lemparan batu dan botol dirawat di RS Sumber Hidup ditambah sepuluh korban lainnya di RS Bhakti Rayahu Ambon.

Selain warga sipil, sejumlah aparat Brimob dan polisi yang melerai pertikaian warga ini juga terkena lemparan baru dan dievakuasi ke rumah sakit terdekat.

Humas RSUD dr M. Haulussy Ambon, dr Ita Sabrina membenarkan dua korban tewas di rumah sakit itu bernama Djefry Siahaan dan Clieford Belegur yang terkena peluru nyasar di bahagian perut dan dada kiri.

Bentrokan antarwarga ini dipicu kematian seorang tukang ojek Darwia Saiman di kawasan Gunung Nona pada Sabtu malam (10/9) akibat laka lantas tunggal, namun diisukan tewas dianiaya.

Kasat Lantas Polres Ambon dan Pp Lease, AKP Marinus Djati mengatakan, dirinya bersama Kapolres dan Wakil Wali kota Ambon, Sam Latuconsina sudah mendatangi keluarga korban di Waehaong untuk menjelaskan persoalannya dan diterima, namun isu miring ini sudah berkembang dan memprovokasi massa. 




Leave a Reply

Other News:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...