Terkait dengan aksi penyerangan di Kota Solo, Wali Kota Surakarta Joko Widodo menolak spekulasi terkait dengan terorisme dan keikutsertaannya menjadi calon gubernur DKI Jakarta.
"Jangan berspekulasi seperti itu. Kejadian di Solo bisa saja terjadi di mana pun. Semangat kebersamaan warga Solo yang sudah terbangun selama ini, tak mudah tergoyahkan dengan isu-isu atau kejadian seperti itu," tegasnya, Senin (20/8).
Melihat kondisi di lapangan, pria ceking ini mengatakan, kejadian tersebut sudah direncanakan dan dilakukan kelompok yang profesional. Mengapa target penyerangan di Solo? "Saya sendiri juga tidak tahu jawabannya," ujarnya.
Penyerangan tersebut, kata Jokowi, tidak menggoyahkan Kota Bengawan menjadi daerah kunjungan wisatawan di masa libur Lebaran ini. Kunjungan restoran, hotel, warung makan dan objek wisata tidak terganggu. Bahkan pedagang kaki lima (PKL) masih beraktivitas seperti biasanya.
"Pengunjung dari luar kota masih mengalir hingga petang ini. Kunjungan hotel juga masih penuh. Teror itu tidak berhasil memberikan ketakutan kepada warga," tandas Jokowi.
Usai kejadian, Jokowi selalu berkomunikasi dengan Polresta, Kodim, serta pihak-pihak lain demi keamanan dan kondusivitas Kota Solo. "Saya sudah berkeliling ke kampung-kampung untuk meyakinkan warga agar tetap tenang. Semuanya sudah diatasi polisi," ucapnya.
Di tengah upaya untuk tetap menenangkan warga Solo dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri, Walikota Surakarta, Joko Widodo (Jokowi) masih menyimpan pertanyaan. Jokowi tidak habis pikir mengapa Solo harus menghadapi dua teror dalam dua hari berturut-turut.
"Yang menjadi pertanyaan saya, kenapa teror itu dilakukan di Solo," katanya saat meninjau lokasi pelemparan granat di Pospam Gladak di Jalan Jenderal Sudirman Kota Solo, di Solo, Minggu (19/8/2012) dini hari.
Namun demikian, Jokowi meminta warga tetap tenang dan merayakan Lebaran seperti biasa karena pihak kepolisian sudah turun tangan untuk menyelidiki kasus tersebut, termasuk mencari para pelakunya.
Jumat (17/8/2012), orang tak dikenal menembaki pos pengamanan Lebaran di Pospam 5 Gemblegan Serengan Solo dan menyebabkan dua anggota polisi terluka. Mereka mengendarai sepeda motor dan beraksi pada malam hari.
Keesokan harinya, terjadi ledakan di pos pengamanan Lebaran di Pospam Gladag. Aksi teror pada Sabtu malam pukul 23.32 tersebut dilakukan oeh dua orang tak dikenal dengan berboncengan melempar granat ke arah pos pengamanan Lebaran yang berlokasi di bundaran Gladag, di Jalan Jenderal Sudirman, Solo.
Kepala Kepolisian Resor Kota Surakarta Kombes Pol Asdjima’in, mengatakan, belum mengetahui bahwa pelaku peledakan granat di Pospam Gladak itu sama dengan penembakan di Pospam Gemblegan.
"Kami masih menyelidiki kasus itu. Polisi kini masih melakukan olah TKP," tuturnya.
Polres Solo pun memutuskan untuk menambah jumlah personel untuk pengamanan Lebaran 2012 di daerah itu melalui bantuan anggota TNI di berbagai pospam.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan kepolisian untuk mengusut tuntas ledakan di Pospam Gladak, Kota Solo.
"Tentu, Presiden telah mendengar dan menginstruksikan agar jajaran kepolisian senantiasa waspada dan bekerja semaksimal mungkin," kata Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, Minggu (19/8), di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta ketika ditanya tanggapan Presiden soal ledakan di Solo.
Julian menambahkan Presiden meminta pihak terkait untuk mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terjadi di tempat lain. Menurut Julian, semua pihak harus merasa berkepentingan terhadap keamanan, sehingga kegiatan masyarakat, termasuk perayaan Idul Fitri, bisa berjalan lancar.
Ledakan di Pospam Gladak, Kota Solo pada Sabtu (18/8) pukul 23.32 WIB diduga berasal dari benda jenis granat yang dilempar oleh orang tak dikenal dengan mengendarai sepeda motor, kata Kepala Kepolisian Resor Kota Surakarta Kombes Pol Asdjimain saat olah tempat kejadian perkara hingga Minggu sekitar pukul 03.30 WIB.