Loading...

Sukhoi Superjet 100 Jatuh di Gunung Salak




Terjawab sudah teka-teki nasib pesawat Sukhoi Superjet 100 yang kehilangan kontak sejak Rabu, 9 Mei. Kemarin 10 Mei, tim pencari menemukan serpihan pesawat dengan nomor registrasi penerbangan RA 36801 itu di ketinggian 5.800 feet atau sekitar 1.760 meter di atas permukaan laut. Sukhoi nahas tersebut telah menabrak Gunung Salak yang masuk wilayah Kampung Batu Lapak, Kecamatan Cijeruk, Bogor, Jawa Barat.

Serpihan pesawat ditemukan tim Search and Rescue (SAR) Pangkalan TNI Angkatan Udara Atang Sendjaja, Bogor, pukul 09.05. Dua pesawat helikopter Super Puma yang dikerahkan Lanud Atang Sendjaja dan satu helikopter Bolcow milik Basarnas menelusuri jalur penerbangan Sukhoi dari lokasi kontak terakhir di koordinat 06 derajat 43 menit 08 detik Lintang Selatan dan 106 derajat 43 menit 15 detik Bujur Timur ke arah Pelabuhan Ratu.

Tak jauh dari lokasi kontak terakhir Sukhoi, Mayor Penerbang Muhammad Riza Yudha Fahlefie dari Skuadron Udara 6 yang menerbangkan helikopter Super Puma nomor registrasi H 3214 melihat serpihan pesawat di koordinat 06 derajat 42 menit 61,3 detik Lintang Selatan dan 106 derajat 44 menit 41,2 detik Bujur Timur. ’’Koordinat lokasi sudah diketahui. Namun, situasi di darat belum terlihat dari udara karena lebatnya vegetasi,’’ ujar Mayor Ali Umri Lubis, kepala penerangan Lanud Atang Sendjaja.

Komandan Korem Bogor Kolonel Infanteri A.M. Putranto menjelaskan, kondisi pesawat hancur. Meski demikian, dia berharap ada korban yang selamat. ’’Pesawat pecah. Kita berdoa saja penumpangnya selamat,’’ katanya.

Berdasar foto udara yang diambil Kopilot Letnan Satu Pnb Budiono pukul 09.10, terlihat serpihan berada di bawah tebing curam dengan ketinggian sekitar 2.500 kaki. Badan pesawat bagian depan hancur dan menyisakan bagian ekor pesawat yang berwarna biru dengan gambar logo segi tiga khas Sukhoi. Diduga, pesawat menabrak tebing dengan kecepatan tinggi, sekitar 800 kilometer per jam, sehingga bagian depan pesawat hancur.

Lokasi jatuhnya pesawat hanya berjarak sekitar 2,5 kilometer dari Kawah Ratu atau tak jauh dari lokasi penemuan bangkai pesawat Cassa 212 milik TNI-AU yang jatuh pada 2008 dan menewaskan 18 penumpangnya.
Berdasar perhitungan tim SAR, posisi penyelamatan paling dekat adalah Desa Cijeruk yang berada dalam jangkauan sekitar 1,7 nautical mile atau sekitar 3 kilometer dari desa terdekat.

Meski demikian, ada laporan bahwa warga Kampung Loji, Desa Cipelang, Bogor, juga menemukan serpihan kecil badan pesawat yang diduga milik Sukhoi tersebut. Karena itu, Basarnas memindahkan posko utama dari Cidahu di Sukabumi ke Balai Embrio Ternak di Cipelang, Bogor. Dari Posko tersebut, posisi terakhir Sukhoi diperkirakan hanya berjarak 3 kilometer.

Kemarin petugas SAR membuat helipad di lapangan Desa Cipelang yang rencananya digunakan untuk mengevakuasi korban setelah dibawa dengan jalur darat dari lokasi penemuan pesawat. Untuk keperluan evakuasi tersebut, Basarnas telah menyiapkan empat helikopter milik PMI di Sentul dan dua heli Super Puma milik TNI-AU di Lanud Atang Sendjaja.

’’Korban selamat dirujuk ke Rumah Sakit Salak dan RS PMI di Bogor. Yang meninggal akan langsung diterbangkan ke Bandara Halim Perdanakusuma untuk diotopsi di RS Kramatjati di Jakarta,’’ terang Putranto.
Rusia Yakini Sukhoi Celaka Akibar Human Error

Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev telah membentuk tim investigasi untuk mendalami penyebab jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor Jawa Barat. Tim yang dipimpin Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rusia, Yury Slyusar itu juga beranggotakan pihak dari kementrian luar negeri Rusia dan United Aircraft Corporation, induk perusahaan yang memproduksi pesawat naas tersebut.

Kantor Berita Ria Novosti, Kamis (10/5) menyebut kepala United Aircraft Corporation Mikhail Pogosyan telah tiba di Jakarta kemarin (10/5) sore. Sampai saat ini, proses investigasi memang masih berlangsung.

Meski demikian, Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin  meyakini penyebab kecelakaan tersebut adalah faktor pilot (human error). Keyakinan ini disimpulkan dari pandangan para ahli Rusia yang mendasarkan pendapatnya pada pesawat dalam kondisi keadaan prima saat diterbangkan dari Halim Perdanakusuma.

‘’Para ahli  mengatakan seluruh  perangkat (pesawat) berfungsi dengan baik. Dengan kata lain ini bisa jadi merupakan human error,’’ ujarnya seperti dikutip Ria Novosti.

Seperti diketahui pesawat ini hilang dari pantauan radar Rabu (9/5) sore dalam uji coba penerbangan di atas Gunung Salak. Kemarin pagi, Tim evakuasi dari TNI AU dan Basarnas kemudian menemukan  puing pesawat yang berserakan di lereng curam pada ketinggian 5500 kaki.

Kuat dugaan pesawat hancur setelah menabrak dinding tebing dengan kemiringan sekitar 80 derajat. Rencananya para korban pesawat ini akan mulai dievakuasi Jumat (11/5) ini melalui udara.
Daftar Nama 50 Penumpang Sukhoi

Dari 50 orang yang terdaftar sebagai penumpang pesawat Sukhoi Superjet 100 yang hilang pada Rabu (9/5/2012), belum diketahui nama-nama yang tidak ikut serta dalam penerbangan tersebut.

Konsultan dari PT Trimarga Rekatama, Sunaryo, Rabu malam, mengatakan, ke-50 orang tersebut tercatat dalam buku tamu sebelum pesawat Sukhoi Superjet 100 melakukan demo penerbangan pada Rabu siang. Ia tak dapat memastikan apakah semua nama itu benar-benar masuk dalam pemberangkatan Sukhoi tersebut. Nama mantan Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa, misalnya, tercatat di urutan ke-35 pada daftar itu. Suharso akhirnya tidak ikut dalam penerbangan naas tersebut.

"Daftar manifes dibawa oleh salah satu orang, namanya Pak Yudi. Dia menjadi salah satu penumpang pesawat Sukhoi yang hilang itu. Jadi kita belum dapat pastikan siapa yang ikut dan tidak. Saya mohon maaf sebesar-besarnya, mudah-mudahan saya harapkan, ada yang termasuk dalam list, tapi tidak ikut terbang," kata Sunaryo.

Sunaryo memastikan, delapan dari 50 nama tersebut merupakan awak Sukhoi dari Rusia. Berikut nama-nama yang terdaftar dalam buku tamu penerbangan pesawat tersebut:
  1. Ahmad Fazal (Indo Asia)
  2. Insan Kamil (Indo Asia)
  3. Edward Edo M (Indo Asia)
  4. Ismie (TransTV)
  5. Aditya Sukardi (TransTV)
  6. Indra Halim (PT KAL)
  7. Riefyan S (PT KAL)
  8. Dody Aviantara (Majalah Angkasa)
  9. Yusuf (Majalah Angkasa)
  10. Femi (Bloomberg)
  11. Stephen Kamaci (Indo Asia)
  12. Kapt Aan (Kartika Air)
  13. Yusuf Ari Wibowo (Sky)
  14. Maria Marcella (Sky/Italia)
  15. Henny Stevani (Sky)
  16. Mai Syarah (Sky)
  17. Dewi Mutiara (Sky)
  18. Sussana Vamella (Sky/Italia)
  19. Nur Ilmawati (Sky)
  20. Rossy Withan (Sky)
  21. Anggi (Sky)
  22. Aditya (Sky)
  23. Kornel M Sihombing (DI)
  24. Edi Satriyo (Pelita Air)
  25. Darwin Pelawi (Pelita Air)
  26. Gatot Purwoko (Airfast)
  27. Budi Rizal (Putera Antha Dirgantara)
  28. Syafruddin (Carpedrem Mandiri)
  29. Peter Adler (Sriwijaya/AS)
  30. Herman Suladji (Air Maleo)
  31. Donardi Rahman (Aviastar)
  32. Arief Wahyudi (TR)
  33. Nam tran (Snecma/Perancis)
  34. Rully Sarmawan (Indo Asia)
  35. Suharso Monoarfa (Manhattan)
  36. Haidir Bachsin (PT Catur Daya Prima)
  37. Yalbloncev Sukhoi (Rusia)
  38. Kirkin
  39. Kocheikov
  40. Rakhimov
  41. Shvestov
  42. Martishenko
  43. Grebenshokov
  44. Kurzhupova
  45. Salim (Sky)
  46. Ade Arisanti
  47. Raymond Sukando
  48. Santi
  49. Edy Saryoko (Gatary)
  50. Ganis Arman Zuvianto (Indonesia Air Transport)

Leave a Reply

Other News:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...