Genap sebulan pascabom buku, bom baru meledak lagi di Cirebon, Jawa Barat, Jumat 15 April 2011 hari ini. Lokasi ledakan tidak tanggung-tanggung; markas polisi. Bom yang diduga sebagai bom bunuh diri itu diledakkan pelaku di dalam masjid komplek Polresta Cirebon.
Akibatnya, 30 orang yang sedang bersiap-siap salat Jumat bersama ratusan polisi lainnya luka bersimbah darah.

Bom bunuh diri ini semakin menambah panjang daftar PR Polri yang hingga kini belum mampu mengungkap misteri bom buku,  yang satu di antaranya meledak di kawasan Utan Kayu, Jakarta Timur, 15 Maret 2011 lalu.

Pelaku bom bunuh diri di masjid komplek Polresta Cirebon terbilang ‘pengantin’ nekat karena dia tidak keder untuk melakukan aksinya di tengah keramaian anggota kepolisian dan komplek perkantoran polisi. Namun,  Kadiv Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam mengaku polisi belum mengetahui identitas pelaku.
Peristiwa sekitar pukul 12.20 WIB itu, dilukiskan Anton, di luar perkiraan. Sebab, pada saat itu semua yang berada di masjid tengah bersiap-siap untuk melaksanakan salat Jumat
“Ledakan terjadi menjelang salat Jumat tadi, dimana ada seorang yang dicurigai hendak ikut salat,” kata Anton di Jakarta, Jumat 15 April 2011.
Anton memperkirakan pelaku membawa bom tersebut di dalam bajunya. Saat akan beraksi, pelaku diidentifikasi berada di samping Kapolresta Cirebon AKBP Herukoco.  Sang kapolres  termasuk salah satu di antara 30 korban luka yang saat ini dirawat di beberapa rumah sakit, yakni RS Tentara, RS Pertamina, dan RS Pelabuhan. Mereka luka karena tertancap puluhan paku dan serpihan bahan peledak.
Bom bunuh diri di kantor polisi Cirebon ini terjadi persis sebulan setelah ledakan bom buku yang dikirim kepada tokoh Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla di kawasan Utan Kayu, Jakarta Timur, 15 Maret 2011 lalu. Ledakan bom buku itu menyebabkan lengan kiri Komisaris Polisi Dodi Rahmawan hancur.
Selain Ulil, sejumlah tokoh publik juga mendapat kiriman bom buku ini. Namun, hingga saat ini sang pelaku belum diketahui.